BAB I
PENDAHULUAN
Kayu
merupakan tumbuhan alam yang disekitar kita, baik kayu yang berkualitas baik,
maupun kualitas sembarangan.
Nanggroe
Aceh merupakan sebuah zona yang kaya terhadap hasil alam diantaranya adalah
kayu.
Terlebih-lebih
di Indonesia yang merupakan Negara penghasil kayu yang sangat besar. Oleh
karena itu pemakaian kayu untuk konstruksi bangunan jika ditinjau dari segi
ekonominya sangat menguntungkan.
Kayu
yang kita dapati dihutan terutama di Indonesia sangat menunjukkan kualitas dan
kuantitas yang bermutu. Bahan konstruksi ini banyak digunakan karena mempunyai
kekuatan yang tinggi.
Mengingat
jumlah kayu yang banyak di Negara kita, ada baiknya kita menghasilkan kontruksi
yang baru dengan mutu yang tinggi. Oleh karena itu, kita harus menguasai
teknik-teknik pengolahan kayu tersebut dengan baik dan benar.
Dalam
pelaksanaan kontruksi kayu digunakan mesin-mesin kayu sehingga pelaksanaan
cepat.
Oleh
karena itu dalam laporan kerja kayu ini dijelaskan tentang dasar teori secara
umum kayu mempunyai tiga macam sifat:
1. Sifat
fisik kayu
Fisik
kayu terdiri dari kulit luar, kulit dalam, batang dan proses pertumbuhannya.
2. Sifat
hygrocopis
Terdiri
dari kadar lengas dan kembang kusut yaitu berubahnya sifat kekuatan kayu akibat
penurunan kadar air dalam sel kayu
3. Sifat
mekanik
·
Hubungan arah serat dan arah gaya
·
Diagram lentur
·
Pengaruh angka rapat
·
Pengaruh kadar lengas kayu
·
Pengaruh cara dan lamanya pembebanan
·
Pengaruh penyimpangan arah serat
·
Arah gaya dan arah serat
·
Pengaruh mata kayu dan cacat kayu
·
Pengaruh sifat kolom dan batang desak
Ada
lima tingkat pemakaian kayu
·
Tingkat I dan tingkat II keperluan untuk
konstruksi berat, tidak terlindung, terkena tanah lembab seperti; jati, merau,
bangkirai, belian, damar laut, resak, dll.
·
Tingkat III keperluan untuk kontruksi
berat, yang terlindung, tidak terkena tanah lembab seperti; puspa, kamper,
keruing, dsb.
·
Tingkat IV keperluan untuk kontruksi
ringan,yang terlindungi, tidak terkena tanah lembab seperti; meranti, suren,
jeungjing, dsb.
·
Tingkat V keperluan sementara.
JENIS
JENIS KAYU DI INDONESIA
Jenis
kayu bangunan dan furniture:
1. Kayu
jati
Jati merupakan kayu tingkat pemakaian I, tingkat
keawetan I dan tingkat kekuatan I dengan Bj 0,67 kayu jati adalah kayu terbaik
diseluruh dunia.
2. Kayu
merbau
Kayu merbau merupakan kayu tingkat pemakaian I,
tingkat keawetan I dan tingkat kekuatan I dengan Bj 0,9-1. Kayu ini adalah kayu
terbaik karena selain tahan rayap juga kembang susutnya hanya sedikit.
3. Kayu
bangkirai
Kayu bangkirai merupakan kayu tingkat pemakaian I,
tingkat keawetan II dan tingkat kekuatan I dengan Bj 0,8-1,1. Kayu ini sering
dinamakan juga jati Kalimantan atau disebut juga balau, kayu ini mudah diolah
dan tidak dimakan rayap, kembang susutnya hanya sedikit.
4. Kayu
belian
Kayu belian merupakan kayu tingkat pemakaian I,
tingkat keawetan I dan tingkat kekuatan I dengan Bj 0,9-1,2 kayu ini sering
dinamakan kayu besi Kalimantan atau disebut juga belian onglen, kayu ini susah
diolah dan tidak dimakan rayap atau serangga, biasa digunakan untuk tiang
jembatan.
5. Kayu
resak
Kayu resak merupakan kayu tingkat pemakaian I,
tingkat keawetan I dan tingkat kekuatan I dengan Bj 1,1 kayu ini walaupun keras
diolah, mudah diperoleh dalam ukuran besar dan tanpa cacat. Banyak dipakai
untuk bangunan air juga sering digunakan untuk pasak.
6. Kayu
rasamala
Kayu rasamala merupakan kayu tingkat pemakaian II,
tingkat keawetan II dan tingkat kekuatan II dengan Bj 0,6-0,8 kayu ini tumbuh
didaratan tinggi lebih dari 500m dari permukaan laut, tahan terhadap rayap dan
tempat terlindung serta tidak banyak mengalami perubahan kadar lengas, tahan
pula terhadap bubuk. Namun sering terjadi puntir akibat cepat mengalami
perubahan kadar lengas.
7. Kayu
merawan
Kayu merawan merupakan kayu tingkat pemakaian II,
tingkat keawetan II dan tingkat kekuatan II dengan Bj 0,6-0,8 kayu ini
mempunyai kembang susut tidak seberapa, mendapat ukuran besar sering digunakan
untuk perkakas rumah tangga, mempunyai warna sawo matang. Kayu jenis ini juga
ada yang berkualitas rendah dengan warna sawo kemerahan, tahan bubuk tapi tidak
tahan rayap.
8. Kayu
keruing
Kayu keruing merupakan kayu tingkat pemakaian III,
tingkat keawetan III dan tingkat kekuatan II dengan Bj 0,6-0,9 kayu ini tidak
tahan terhadap rayap, mudah busuk, lagi kembang susutnya besar. Oleh karena
kayu ini sering digunakan untuk bangunan sederhana. Bila ingin meningkatkan
tingkat kuat awetnya maka perlu dilakukan proses pengawetan terlebih dahulu
sebelum digunakan.
Jenis
kayu sembarang:
1. KayuMeranti
Kayu Meranti merupakan kayu tingkat pemakaian
IV, tingkat keawetan IV dan tingkat kekuatan III dan IV dengan Bj 0,5 - 0,8
kayu ini di dapat di sumatera dan kalimantan di dalam jumlah yang besar. Lagi
pula mudah di dapat dengan ukurannya yang besar. Macam pohon di bagi menjadi 2
golongan besar yaitu meranti merah, yang lebih besar jumlahnya dan meranti
putih. Kayunya mudah di makan rayap, dapat juga menjadi lapuk. Kembang susutnya
besar. Maka karena kejelekan – kejelekan itu hanya di gunakan untuk bangunan –
bangunan yang kurang berarti atau
sementara.
2. Kayu Suren
Kayu Suren merupakan kayu tingkat
pemakaian IV, tingkat keawetan IV dan tingkat kekuatan III . BJ = 0,4 – 0,7 .
Dapat tumbuh di seluruh indonesia . Kayunya : kembang susutnya besar dan gampang
di makan rayap . Di pergunakan untuk berkisting , pekerjaan beton bertulang dan
kadang – kadang juga untuk bangunan – bangunan sementara atau sederhana .
3.
Kayu
Jeungjing
Kayu
Jeungjing merupakan kayu tingkat pemakaian IV. tingkat keawetan IV. dan tingkat
kekuatan IV . dengan Bj = 0,3 - 0,5
Banyak
terdapat di jawa barat , yaitu yang di tanam di perkebunan teh . Kayunya lembek
dan kembang susutnya besar . Kebaikannya ialah agak tahan rayap .
Banyak
dipergunakan untuk kayu dalam bangunan – bangunan sederhana terutama baik
sekali untuk dipergunakan dalam konstruksi paku .
Telah
banyak diadakan penyelidikan oleh lembaga penyelidikan masalah bangunan –
bangunan . Warnanya putih agak sawo – muda .
4. Kayu puspa
Kayu
puspa merupakan kayu tingkat III, tingkat keawetan III dan tingkat II dengan Bj
0,6-0,8 kayu ini tidak tahan terhadap rayap, mudah busuk, lagi kembang susutnya
besar. Oleh karena kayu ini sering digunakan untuk bangunan sederhana dan
sementara terutama di daerah pengunungan.
CACAT-CACAT KAYU
Ø Cacat kayu menimbulkan akibat sampingan:
·
Kekuatan
kayu
·
Kekakuan
kayu
·
Keindahan
kayu
Ø Cacat
kayu dapat terjadi:
- Saat tumbuh/cacat alami(Natural Defect):
· Cacat punter
Yaitu
cacat yang disebabkan oleh pertumbuhan kayu tidak nornal, pada saat tumbuhnya
banyak terkena angin sehingga terjadi pemuntiran batang
·
Cacat alur minyak
Yaitu garis-garis alur minyak pada kayu
jati yang berwarna abu-abu muda kecoklatan atau berwarna hitam namun cacat ini tidak dapat dicegah
·
Cacat
Doreng
Yaitu
garis-garis atau bercak-bercak hitam pada kayu jati yang tumbuh akibat penyakit
alami.
·
Cacat
mata kayu
Yaitu bagian cabang
yang berada didalam kayu dapat dibedakan atas:
•
Mata kayu sehat
•
Mata kayu lepas
•
Mata kayu busuk
•
Hati kayu rapuh
•
Serangan serangga perusak kayu
•
Cacat kayu gubal/kayu yang mengalami lepas
serat
·
Cacat
akibat serangan jamur
Yaitu akibat kelembaban
suhu pada permukaan kulit kayu sehingga kayu sering ditumbuhi jamur dan akan
mengakibatkan ganguan terhadap batang kayu.
·
Cacat
bahan kimia
Yaitu akibat kayu mempunyai
kandungan beberapa zat kimia diantaranya adalah zat extraaktif melalui reaksi
kimia dan zat ini mengakibatkan perubahan warna atau noda pada kayu.
2.
Saat
penebangan dan penanganan
·
Terjadi benturan
·
Memar
·
Retak-retah permukaan(surface charcks)
·
Pecah ujung (end cheeks)
·
Retak-retak
rambut (hairline cracks).
3.
Saat
penggergajian akibat penyusutan
Cacat penggergajian sering disebabkan oleh penyusutan yang berlebihan
pada 4 sisi-sisi/penampang kayu seperti:
·
Tangensial
yaitu penampang menyinggung arah lingkaran tumbuh, besarnya angka penyusutan
erkisar 4,3-14%
·
Radial yaitu penampang yang melintang lingkaran
tumbuh angka penyusutan berkisar antara 2,1-8,5%
·
Aksial
yaitu penampang dalam arah memanjang kayu angka penyusutan 0,1-0,3%.
4. Saat pengeringan (kiln dryer)
Cacat pengeringan dapat terjadi resiko ini harus
ditekan sekecilmungkin, cacat pengeringan kayu dapat terjadi karena:
a. Mesin
dan teknologi pengeringan
b. Kemampuan
operator oven
c. Kondisi
kayu sebelum diproses.
Jenis
cacat kayu dalam proses pengeringan:
a. Retak
ujung dan permukaan(end and surface
checks)
b. Pengerasan
kayu (case harduehing)
c. Retak
dalam (honey combing)
d. Peruahan
bentuk(distorsi)
e. Cacat
kadar air tidak merata
f. Perubahan
warna kayu(discoluration)
PENYIMPANAN KAYU
1. Cara penumpukan
vertikal
a. Penumpukan silang
b. Penumpukan sandar
2. Cara penumpukan horizontal
a. Penumpukan sejajar
b. Penumpukan persegi
c. Penumpukan bersilang/zigzag
d.
Penumpukan segi tiga
PRINSIP
SISTEM PENGERINGAN BUATAN
·
Meniru sistem pengeringan alami
·
Pengendalian suhu secara mekanis/mesin
kendali oven
·
Sumber panas matahari diganti dengan
elemen listrik
·
Sirkulasi udara panas dkendalikan
·
Kelembaban udara dan temperature dalam
ruangan dimonitor
·
Bila udara ruangan lembab maka udara
dapat dipompakan ke luar
·
Mempunyai kendali cuaca
KELEBIHAN SISTEM PENGERINGAN BUATAN
(KLIN DRYER)
·
Kadar air dapat dikeringkan mencapai 10
%
·
Tidah dipengaruhi oleh cuaca alam
·
Waktu pengeringan lebih singkat
·
Masa produksi dapat ditargetkan
·
Dapat menanggulangi timulnya jamur
·
Dapat menggunakan bahan pengawet
·
kimiawi dan dapat memudakan (impregnasi)
FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN KAYU
1.
Penyebab non makhluk hidup
·
Faktor fisik
·
Faktor kimia
·
Faktor mekanik
2.
Penyeab makhluk hidup
·
Jenis jamur
·
Jenis serangga
·
Binatang laut
MACAM PENGAWETAN KAYU
1.
Pengawetan metoda sederhana
·
Cara perendaman
·
Cara pencelupan
·
Cara pemulasan dan penyemprotan
2.
Pengawetan metoda khusus
·
Metoda proses sel penuh
·
Metoda proses sel kosong
BAHAN PENGAWET
Bahan Pengawet Kayu ialah bahan – bahan kimia yang
telah diketemukan dan sangat beracun terhadap makhluk perusak kayuantara lain
Arsen (As) , tembaga (Cu) , seng (Zn) , flour (F) ,chroom (Cr) dll .
Selain proses pengawetan diatas, sebetulnya finishing
adalah juga merupakan tindakan pengawetan terhadap kayu , tetapi jika hanya di
finishing fungsinya hanya melindungi atau menutup bagian luar kayu sehingga
kurang mampu mengatasi faktor – faktor perusak kayu .
PAPAN BUATAN
Jenis papan buatan dapat dibedakan dalam
3 macam :
1.
Papan serat (Particle Board ) :
· Hard board
· Particle board
2.
Kayu lapis / Plywood :
·
Triplex /multiplex (tebal : 4mm ,6mm
,9mm,12mm ,18mm)
·
Block board (tebal 18mm)
·
Lamin board (tebal 18mm)
ALAT-ALAT PENGOKOH (ALAT PENYAMBUNG
KAYU)
1.
Alat –alat Pengokoh merupakan benda atau
zat untuk saling melekatkan bagian – bagian kayu . Alat pengokoh ini sangat
penting peranannya pekerja konstruksi kayu , yaitu untuk merangkai , membuat
sambung hubungan .
2.
Terdapat 5 macam utama alat – alat
pengokoh , yaitu :
· Paku
· Sekrup
· Baut
· Lem
· Alat
pengokoh / sambung modern
3.
Alat sambung modern
·
Buldog
·
Alligator
·
Cincin belah
·
Plat geser
DASAR-DASAR SAMBUNGAN KAYU
·
Sambngan lurus / tegak (Butt joints)
·
Sambungan taktik setengah kayu (Halving
joints)
·
Sambungan baeralur (Housing joints)
·
Sambungan ekor burung (Dovetail joints)
·
Sambungan pen dan socket (ridle joint)
·
Sambungan pen (putus) dan luang (mortise
tennon joints)
·
Sambungan melebar (widening joints)
BAB II
PENGENALAN
PERALATAN MANUAL DAN PERALATAN MESIN
2.1 Alat-alat manual
Macam - macam alat manual
1.
Gergaji tangan pemotong atau pembelah
Gergaji tangan pemotong berfungsi untuk
memotong benda kerja. bentuk mata gergaji tangan pemotong adalah berbentuk
segitiga sama kaki dan memiliki lekukkan yang sudah ditentukan.
Sedangkan gergaji tangan pembelah berfungsi
untuk membelah benda kerja. Bentuk mata gergaji tangan adalah berbentuk condong
agak miring kedepan dan bila dipandang dengan kasat mata hampir tidak terlihat
lekukkan.
2. Gergaji
punggung
Gergaji punggung
fungsinya hampir sama dengan gergaji belah namun gergaji punggung daya makannya
lebih kecil atau lebih sedikit.
3. Ketam
pendek kasar atau halus
Ketam disini
berfungsi untuk meratakan benda kerja atau untuk membentuk kesikuan benda
kerja.
4. Palu besi.
Palu besi berpungsi untuk mengetok paku
atau untuk mencabut paku kecil pengganti linggis.
5. Siku dan
siku verstek
Siku disini berfungsi untuk alat bantu membuat garis dan
menentukan kesikuan hasil kerja.
6. Meteran
Meteran berfungsi untuk mengukur panjang atau lebar
dari suatu benda kerja dan hasil kerja.
7. Pensil
atau kraspen
Pensil disini berpungsi untuk menggaris
atau menandai benda kerja sebelum melakukan pemotongan.
8. Perusut
Perusut disini fungsinya hampir sama dengan
pensil. Namun perusut lebih efektif
digunakan.
9. Obeng +
Obeng + disini berfungsi untuk membuka baut mata ketam
sebelum dilakukan pengasahan.
10. Batu asah
Batu asah berfungsi untuk menajamkan mata ketam, pahat,
kampak dan lain sebagainya.
12. Kikir
Kikir disini terbagi atas dua macam
yaitu :
1. Kikir besar bentuk mata parut
fungsinya untuk meratakan bagian sisi kayu yang masih kasar.
2. Kikir besar bentuk mata halus
funsinya untuk meratakan bagian yang sebelumnya menggunakan kikir kasar
2.2
Alat-alat mesin
Mesin-mesin
kayu terbagi atas beberapa kelompok yaitu :
a. gergaji belah
Ø kegunaannya :
·
membuat
dowel
·
membuat
sponing
·
membuat
alur “U”
·
membuat
alur “V”
·
membuat
alur cekung dan pinggiran
·
membelah
tegak lurus dan miring (00-450)
·
memotong
tegak lurus dan miring (00-450)
Ø Langkah pengoperasian
·
Atur
penghantar bebas sesuai dengan ukuran benda kerja yang akan digunakan / dikerjakan
·
Atur
ketentuan ketinggian daun gergaji
·
Atur
penghantar tetap sehingga sesuai dengan aturan yang diinginkan
·
Atur
kemiringan daun gergaji sesuai yang dikehendaki
·
Hidupkan
sumber arus listrik
·
Setelah
mesin dihidupkan,tunggu sampai mesin berputar penuh
Gambar
mesin gergaji belah
b) Ketam penebal
Ø Kegunaan ketam penebal
·
Melanjutkan
pengetaman yang telah dilanjutkan ketam perata
·
Menentukan
ketebalan benda sesuai dengan ketebalan yang diinginkan
·
Membuat
terusan
·
Mengetam
bentuk cembung
Ø Langkah pengoperasian
·
Periksa
mesin mungkin ada kerusakan dan pastikan mesin dalam keadaan mati sewaktu
pengecekan.
·
Atur
ketebalan yang diinginkan.
·
Hidupkan
mesin tunggu dan sampai mesin bereaksi penuh.
·
Masukkan
kayu yang akan diketam secara perlahan-lahan.
·
Jika
ketebalan kayu belum dapat seperti yang diinginkan ulangi lagi pengetaman dan
terlebih dahulu stel putaran penyetel ketebalan
Ø Keselamatan kerja.
·
Masukkan
terlebih dahulu kayu yang lebih tebal.
·
Jangan
dipaksakan dorong jika benda kerja masih di tengah mesin.
·
Sebelum
kayu diketam dengan ketam penebal terlebih dahulu diketam kemesin perata.
·
Panjang
benda kerja max 35 cm
·
Tebal
permukaan mesin dari 1,5 mm – 2,5 mm
·
Pemutaran
alat penyetel letebalan pada setiap pengetaman jangan samapai 180 %
Gambar
ketam penebal
c. gergaji ayun (radialim saw)
Gergaji ayun adalah gergaji yang
mana daunnya berada di atas yang dapat digerak-gerakkan sepanjang lengan yang
dipegang salah satu tiangnya.
Ø Kegunaannya
- membuat alur
- Memotong tegak lurus dan miring.
Ø Langkah pengoperasiannya sama dengan
gergaji belah.
Ø Keselamatan kerja.
·
membuat
ukuran yang akan dibelah.
·
Pekerjaan
dimulai setelah mesin bereaksi penuh
d. Ketam perata
Ø Kegunaannya :
- membuat coakan
- membuat sponing
- membuat terusan
- mengetam tegak lurus bidang I dan II
- mengetam dengan sudut 0 - 450
Ø Langkah pengoperasian :
- periksa mata ketam
- atur mata ketam sampai siku
- pindahkan tudung pengaman bila membuat sponing
Ø Keselamatan kerja :
· gunakan tudung pengaman
· menyetel meja
· pengetaman dilakukan dengan teliti
· untuk kayu keras pengetaman max 3 mm
Gambar
ketam perata
e. Mesin gergaji pita.
Ø Kegunaan mesin gergaji pita :
·
untuk
membuat sambungan – sambungan
·
untuk
membuat lengkungan – lengkungan ukiran
Ø Langkah pengoperasian :
·
hidupkan
mesin dengan menekan tombol “on”
·
tunggu
sampai mesin bekerja penuh
·
matikan
mesin dengan menekan tombol “off”
Ø Keselamatan kerja :
·
periksa
mata gergaji
·
periksa
pengaman pita apakah terpasang kuat
·
atur
jarak pita dengan penghantar max 1,5 mm
·
jangan
paksakan penggergajian
Gambar
mesin gergaji pita
f. Mesin Bor (drill)
Ø kegunaan mesin bor
· membuat lubang
· membuat profil
Ø Langkah pengoperasian
· pasang mata bor sesuai yang
diinginkan
· hidupkan dengan menekan “on”
· letakkan benda kerja di atas meja
kerja
· lakukanlah pengeboran secara
perlahan
Gambar mesin bor (drill)
BAB III
LATIHAN
DASAR MENGETAM DAN MENGGERGAJI
3.1
Tujuan khusus
1) Menggunakan dan mengoperasikan
perkakas/alat manual dengan cara yang benar dan terhindar dari kecelakaan
kerja.
2) Mengetam bidang permukaan kayu yang
sesuai dengan gambar kerja secara benar.
3) Melukis benda kerja dengan ukuran
yang benar sesuai gambar kerja pada job sheet.
4) Memotong dan membelah kayu
menggunakan perkakas/alat manual sesuai dengan ukuran yang ditentukan pada
gambar kerja dengan cara yang benar.
3.2
Keselamatan
Kerja
- Baca lembaran kerja yang diberikan instruktur terlebih dahuluserbelum bekerja.
- Pakailah pelindung tubuh yang telah dijelaskan oleh instruktur seperti pakaian praktek lengkap,sepatu safety,dan masker.
- Tempatkan alat pada tempatnya (tool box).
- Gunakan alat sesuai fungsinya.
- Jangan memaksa alat,bila tumpul tajamkan terlebih dahulu.
- Jangan bersenda gurau saat sedang bekerja
- Pusatkan pikiran pada pekerjaan dan berkonsentrasi.
- Gunakan alat yang masih sempurna.
- Jangan menggunakan alat atau mesin yang belum tau cara penggunaannya.
10.
Tanyakan
pada instruktur bila ada yang kurang tau dalam pengoperasiannya.
3.3
Dasar Teori
Sebelum kita mengerjakan pekerjaan
tersebut maka terlebih dahulu kita harus
mengetahui bagaimana menggunakan perkakas/peralatan manual tersebut
terutama alat pemotong,alat pengayat
(ketam),alat pengukur,alat pemberi tanda/lukis dan alat-alat manual lain yang mendukung menyelesaikan pekerjaan
ini.Upaya ini dilakukan agar mahasiswa/i
terbiasa menggunakan alat ini dengan baik dan benar.
3.4
Alat dan Bahan
Alat
yang dipakai adalah ;
Perkakas kayu:
1) Meteran lipat / gulung 3-5 m
2) Craspen / penitik
3) Gergaji potong / gergaji belah
4) Pensil
5) Rol siku
6) Ketam tangan
7) Palu kayu
8) Kikir kayu
9) Batu asah
10) Perusut
11) Kikir besi
12) Meja kerja
Alat
pelindung tubuh:
1) Pakaian kerja
2) Sepatu safety
3) Pelindung mulut dan hidung / masker
4) Sarung tangan
Bahan
yang dipakai:
Kayu meranti ukuran kotor 55 cm x 7 cm x 5 cm deiketam
menjadi ukuran bersih 53,7 cm x 6 cm x 4 cm
3.5
Langkah Kerja
1) Siapkan alat dan bahan,letakkan pada
tempat yang aman.
2) Periksa alat yang akan dipakai pada
posisi yang benar,tajam dan sempurna.
3) Ambil kayu dengan ukuran 5,5x7,5 cm
ukur dengan panjang 55 cm dan beri tanda pada daerah yang akan dipotong sesuai
dengan ukuran pada gambar kerja.
4) Potong kayau menggunakan gergaji
tangan (gergaji potong) dengan ukuran yang dikehendaki pada gambar.
5) Ketam kayu dengan menggunakan ketam
tangan pendek untuk membersihkan permukaan kayu kemudian ketam panjang untuk
meluruskan dan untuk menyikukan.Gunakan gergaji belah atau ketam tangan bila
ketegakan kayu yang diinginkan belum sesuai ukuran yang telah ditentukan.
6) Bila kayu sudah berbentuk siku dan
lurus,lakukan penggambaran / melukis pada kayu sesuai gambar yang ada baik
untuk pemotongan lurus,pemotongan miring maupun pembelahan sesuai ukuran yang
telah ditentukan pada benda kerja sesuai gambar.
7) Perlu perhatian dan perlu
diingat,bahwa sebelum dilakukan pemotongan dan pemahatan tanyakan terlebih
dahulu kepada instruktur tentang kebenaran ukuran / lukisan yang anda kerjakan
pada benda kerja agar material tidak salah poyong dan tidak dapat digunakan
lagi.
8) Lakukan pembelahan,pemotongan
tegak,miring dan pembelahan lurus,periksa ukuran yang benar dan perhatikan
gambar kerja.
9) Periksa kesikuan,kelurusan,ukuran
pembelahan dan pemotongan serta kerapian sesuai gambar
10) Mintakan petunjuk dari instruktur
untuk penyempurnaan dan penilaian.
11) Konsentrasikan pikiran anda pada
pekerjaan,utamakan keselamatan anda.
BAB IV
MEMBUAT
SAMBUNGAN BIBIR MIRING BERKAIT
4.1
Tujuan Khusus
- Menggunakan dan mengoperasikan perkakas/alat manual dengan cara yang benar dan terhindar dari kecelakaan kerja.
- Mengetam bidang permukaan kayu yang sesuai dengan gambar kerja secara benar.
- Melukis benda kerja berbentuk sambungan bibir miring berkait dengan ukuran yang benar sesuai dengan gambar kerja pada job sheet.
4.
Memotong
dan membelah kayu membentuk sambungan bibir miring berkait menggunakan perkakas
/ alat manual sesuai ukuran yang ditentukan dengan cara yang benar.
4.2 Keselamatan Kerja
1) Baca petunjuk lembaran kerja
terlebih dahulu sebelum bekerja
2) Pakailah pelindung tubuh seperti
pakaian praktek lengkap,sepatu safety atau alat lain jika ada.
3) Tempatkan alat pada tempatnya(tool
box)
4) Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya
5) Jangan memaksa alat,bila tumpul
tajamkan terlebih dahulu.
6) Jangan bersenda gurau saat sedang
bekerja
7) Pusatkan pikiran pada pekerjaan dan
berkonsentrasi.
8) Gunakan alat yang masih layak pakai
9) Jangan menggunakan alat atau mesin
yang belum tau cara penggunaannya
1) Tanyakan pada instruktur bila ada
yang kurang tau dalam pengoperasiannya.
4.3
Dasar Teori
Membuat sambungan bibir miring berkait
merupakan upaya melatih siswa/i untuk menggunakan alat kerja yang benar dan
membuat salah satu jenis sambungan kayu yang sering digunakan pada konstruksi
kayu.Sambungan ini dapat menahan gaya tarik dan gaya tekan horizontal,di
samping itu dapat menahan bermacam arah gaya dan membuatnya menjadi
mudah.Sambungan ini sangat lazim di gunakan pada sambungan kayu untuk gording
tempat pemakuan atap dan kuda-kuda.
Pada sambungan ini diperkuat dengan cara
dibuat dan dipaku agar kekakuan dan kekuatan sambungan lebih terjamin.Ukuran
panjang sambung biasanya berdasarkan pada ukuran kayu yang akan disambung dan
panjang sambungannya 3 kali tinggi kayu (3H) untuk ukuran gigi sambungan
berukuran sama berguna untuk perataan beban bila difungsikan.
Upaya tersebut bertujuan agar mahasiswa/i
terbiasa menggunakan perkakas kayu yang benar dan juga mengetahui cara
penggunaannya.
4.4
Alat dan Bahan
Alat yang dipakai adalah;
Perkakas
kayu:
1) Meteran lipat 3 m
2) Gergaji potong
3) Pensil
4) Rol siku
5) Martil
6) Ketam tangan
7) Palu kayu
8) Kikir kayu
9) Obeng
10) Batu asah
11) Perusut
12) Meja kerja
Alat
pelindung tubuh:
1) Pakaian kerja
2) Sepatu safety
Bahan
yang dipakai:
-
Kayu
merante 5x7,5 cm = 1 batang 50 cm.
4.5
Langkah Kerja
- Siapkan alat dan bahan,letakkan pada tempat yang aman
- Periksa alat yang akan dipakai pada posisi yang benar,tajam dan sempurna.
- Ambil kayu dengan ukuran 5,5x7,5 cm ukur dengan panjang 55 cm dan beri tanda pada daerah yang akan dipotong sesuai dengan ukuran pada gambar kerja.
- Potong kayau menggunakan gergaji tangan (gergaji potong) dengan ukuran yang dikehendaki pada gambar.
- Ketam kayu dengan menggunakan ketam tangan pendek untuk membersihkan permukaan kayu kemudian ketam panjang untuk meluruskan dan untuk menyikukan.Gunakan gergaji belah atau ketam tangan bila ketegakan kayu yang diinginkan belum sesuai ukuran yang telah ditentukan.
- Bila kayu sudah berbentuk siku,lurus dan bersih,lukislah dengan pesil pada benda kerja ukur panjang sambingan dengan mengambil ukuran kayu bersih yaitu dengan lebar kayu (H) 7 cm
- Bagi lebar kayu tersebut,lukis dengan 5 bagian yaitu 1/5 H ini ukuran bagian gigi sambungan yaitu 7 dibagi 5 bagian = 1,4 kemudian lukis ukuran panjang sambungan 3 H dalam hal ini yaitu 3x7 = 21 cm.
- Bila sudah terbagi rata,maka akan terjadi garis panjang sambungan tadi tarik garis miring dari dua garis gigi sambungan yang paling atas dan dan paling bawah,bagi dua bagian as pada titik as tadi tarik garis tegak lurus dari garis miring yaitu garis siku-siku atau 900 dari garis miring gigi sambungan bawah dan atas.Ini merupakan garis gigi sambungan yang tengah.
- Periksalah hasil lukisan anda pada instruktur sebelum dalakukan pemotongan kayu.
- Perlu perhatian dan perlu diingat bahwa sebelum dilakukan pemotongan dan pembelahan tanyakan terlebih dahulu kepada instruktur tentang kebenaran ukuran / lukisan yang dikerjakan pada benda kerja agar material tidak salah potong.
- Periksa kesikuan,ukuran,kekakuan dan kerapian sambungan sesuai gambar.
- Mintakan petunjuk dari instruktur untuk penyempurnaan dan penilaian.
13. Konsentrasikan pikiran pada
pekerjaan,utamakan keselamatan kerja dan juga kekompakan sesame team kerja.
BAB V
PEMBUATAN KOSEN JENDELA
5.1
Tujuan
- Mahasiwa dapat membuat kosen jendela secara baik dan benar
- Mampu menggunakan dan mengoperasikan alat manual dan mesin-mesin kayu dengan baik dan terhindar dari kecelakaan kerja
- Mampu menentukan ukuran,mengetam, memahat, melubangi dan menggergaji sesuai dengan instruksi instruktur
- Mampu merangkai bentuk kosen sesuai gambar kerja dengan baik dan benar.
5.2
Dasar Teori
Kosen merupakan sebuah konstruksi
non struktur yang berfungsi sebagai lubang sirkulasi udara, penembusan cahaya
agar sebuah ruangan rumah nyaman dan sehat. Kosen dibuat dari material kayu
jenis merbou atau dammar laut dengan spesifikasi yang baik dan tahan lama.
Ukuran kayu ditentukan sesuai dengan
ketebalan dinding bata setelah diplaster yakni 13 cm. bahan baku kayu dari
pasar dengan ukuran mentah yakni 6 x 15 cmdengan panjang berpariasi diketam
lurus dan berbentuk segi siku, menjadi 5 x 13 cm.
Bentuk kosen dibuat sedemikian rupa
sehingga dilengkapi dengan sponing jendela, sponing kapur, dan sponing alur
dengan ukuran yang benar. Konstruksi kosen dirangkai dengan siku dan kokoh
sehingga bila jendela dipasang menjadi pas dan sesuai tanpa miring, juga
bilamenggunakan kaca mencapai kesikuan yang baik tanpa perlu penyempurnaan
(ukuran pasti)
5.3
Keselamatan Kerja
1. Memahami Job Sheet
2. Menggunakan perlengkapan keselamatan
(safety)
3. Menempatkan alat pada tempatnya
4. Menggunakan peralatan sesuai
fungsinya
5. Tidak memaksa alat, bila tumpul
tajamkan terlebih dahulu
6. Tidak bersenda gurau ketika sedang
bekerja
7. Memusatkan pikiran pada pekerjaan
dan tetap konsentrasi
8. Menggunakan peralatan yang masih
sempurna
9. Tidak menggunakan alat yang belum
tahu cara penggunaannya
10. Menanyakan pada instruktur bila ada
yang belum tahu cara oprasionalnya.
5.4 Alat dan Bahan
a.
Alat
1. Alat manual
1. Meteran
2. Pensil
3. Gergaji potong/ grgaji belah
4. Siku
5. Palu besi/ palu kayu
6. Ketam tangan
7. Pahat
8. Kikir kayu
9. Bor tangan
10. Perusut
11. Tang kombinasi
12. Amplas tangan
13. Hand Router
2. Mesin-mesin
- Gergaji ayun
- Meisn ketam perata
- Mesin ketam penebal
- Mesin gergaji belah
- Mesin gegaji pita
- Mesin bor portable
- Mesin pahat portable
- Mesin rauter portable
- compressor
3. Alat pelindung tubuh
1. Pakaian kerja
2. Sepatu safety
3. Masker mulut
4. Masker hidung
5. Kaca mata safety
B.
Bahan
1. Balok kayu ukuran 6 x 15 cm = 3 batang panjang 4,80 m
2. Paku 3” = 2 ons
3. Lem kayu = secukupnya
5.5
Langkah Kerja
- Menyiapkan alat dan bahan dan meletakkan pad tempat yang aman
- Memeriksa alat yang akan dipakai pada posisi benar tajam dan sempurna
- Mengambil kayu ukuran 6 x 15 cm, mengukur dan memberi tanda pada daerah yang akan dipotong
- Memotong kayu menggunakan gergaji ayun dengan ukuran sesuai gambar
- Mengetam kayu menggunakan ketam perata agar kayu lurus dan siku
- Menggunakan kergaji belah atau ketam penebal untuk mendapatkan ukuran yang benar yaitu tebal 6 cm dan lebar 13 cm
- Mengukur panjang bagian yang akan disponing jika kayu kosen sudah benar-benar siku, lurus, dan bersih
- Mencoba merangkai sesuai gambar kerja setelah pensponingan selesai
- Melukis ukuran yang akan dipotong dan dipahat dengan terlebih dahulu menanyakan kepada instruktur tentang kebenaran lukisan
- Memeriksa kesikuan, ketepatan ukuran, kekuatan dan kerapian sambungan sesuai gambar
- Merangkai dan mulai melekatkan bagian-dagian antara satu sama lain
- Merancang, melukis, memotong dan memasang pentilasi
- Meminta petunjuk instruktur untu penyempurnaan pekerjaan
- Tetap konsentrasi, dan berusaha menyempurnakan pekerjaan dalam waktu yang tersisa
BAB VI
PEMBUATAN KOSEN PINTU
6.1
Tujuan
- Mahasiwa dapat membuat kosen pintu secara baik dan benar
- Mampu menggunakan dan mengoperasikan alat manual dan mesin-mesin kayu dengan baik dan terhindar dari kecelakaan kerja
- Mampu menentukan ukuran,mengetam, memahat, melubangi dan menggergaji sesuai dengan instruksi instruktur
- Mampu merangkai bentuk kosen sesuai gambar kerja dengan baik dan benar.
6.2
Dasar Teori
Kosen merupakan sebuah konstruksi
non struktur yang berfungsi sebagai lubang sirkulasi udara, penembusan cahaya
agar sebuah ruangan rumah nyaman dan sehat. Kosen dibuat dari material kayu
jenis merbou atau dammar laut dengan spesifikasi yang baik dan tahan lama.
Ukuran kayu ditentukan sesuai dengan
ketebalan dinding bata setelah diplaster yakni 13 cm. bahan baku kayu dari
pasar dengan ukuran mentah yakni 6 x 15 cm dengan panjang bervariasi diketam
lurus dan berbentuk segi siku, menjadi 5 x 13 cm.
Bentuk kosen dibuat sedemikian rupa
sehingga dilengkapi dengan sponing pintu, sponing kapur, dan sponing alur
dengan ukuran yang benar. Konstruksi kosen dirangkai dengan siku dan kokoh
sehingga bila pintu dipasang menjadi pas dan sesuai tanpa miring.
6.3 Keselamatan Kerja
1.
Memahami
Job Sheet
2.
Menggunakan
perlengkapan keselamatan (safety)
3.
Menempatkan
alat pada tempatnya
4.
Menggunakan
peralatan sesuai fungsinya
5.
Tidak
memaksa alat, bila tumpul tajamkan terlebih dahulu
6.
Tidak
bersenda gurau ketika sedang bekerja
7.
Memusatkan
pikiran pada pekerjaan dan tetap konsentrasi
8.
Menggunakan
peralatan yang masih sempurna
9.
Tidak
menggunakan alat yang belum tahu cara penggunaannya
10.
Menanyakan
pada instruktur bila ada yang belum tahu cara oprasionalnya.
6.4 Alat dan Bahan
a.
Alat
1. Alat manual
1.
Meteran
2.
Pensil
3.
Gergaji
potong/ grgaji belah
4.
Siku
5.
Palu
besi/ palu kayu
6.
Ketam
tangan
7.
Pahat
8.
Kikir
kayu
9.
Bor
tangan
10.
Perusut
11.
Tang
kombinasi
12.
Amplas
tangan
13.
Hand
Router
2.Mesin-mesin
1.
Gergaji
ayun
2.
Meisn
ketam perata
3.
Mesin
ketam penebal
4.
Mesin
gergaji belah
5.
Mesin
gegaji pita
6.
Mesin
bor portable
7.
Mesin
pahat portable
8.
Mesin
rauter portable
9.
compressor
3, Alat pelindung tubuh
1. Pakaian kerja
2. Sepatu safety
3. Masker mulut
4. Masker hidung
5. Kaca mata safety
B.
Bahan
1.
Balok
kayu ukuran 6 x 15 cm = 3
batang panjang 4,80 m
2.
Paku
3” = 2 ons
3. Lem kayu = secukupnya
6.5 Langkah-Langkah
Kerja
1. Menyiapkan
alat dan bahan
2. Memeriksa
alat dan bahan yang akan dipakai pada posisi yang benar, tajam, dan sempurna.
3. Mengambil
kayu ukuran 6 x 15 cm, mengukur dan memberi tanda pada daerah yang akan
dipotong
4. Memotong
kayu menggunakan gergaji ayun dengan ukuran sesuai pada gambar
5. Mengetam
kayu menggunakan ketam perata agar kayu lurus dan siku
6. Menggunakan
gergaji belah atau ketam penebal untuk mendapatkan ukuran yang benar yaitu
tebal 6 cm dan lebar 13 cm
7. Mengukur
panjang bagian yang akan di sponing jika
kayu kosen sudah benar-benar lurus, siku dan bersih
8. Mencoba
merangkai sesuai gambar kerja setelah pen sponingnya selesai
9. Melukis
ukuran yang akan dipotong dan dipahat dengan terlebih dahulu dan menanyakan
kepada instruktur tentang kebenaran lukisan
10. Memeriksa
kesikuan, ketepatan ukuran, kekuatan dan kerapian sambungan sesuai pada gambar
11. Merangkai
dan mulai melekatkan bagian-bagian antara satu sama lain
12. Tetap
konsentrasi dan berusaha menyempurnakan pekerjaan dalam waktu yang tersisa.
BAB VII
PEMBUATAN TANGGA
7.1 Tujuan
• Mahasiwa
dapat membuat tangga secara baik dan benar
• Mampu
menggunakan dan mengoperasikan alat manual dan mesin-mesin kayu dengan baik dan
terhindar dari kecelakaan kerja
• Mampu
menentukan ukuran,mengetam, memahat, melubangi dan menggergaji sesuai dengan
instruksi instruktur
• Mampu
merangkai bentuk kosen sesuai gambar kerja dengan baik dan benar.
7.2
Dasar Teori
7.3 Keselamatan Kerja
1. Memahami
Job Sheet
2. Menggunakan
perlengkapan keselamatan (safety)
3. Menempatkan
alat pada tempatnya
4. Menggunakan
peralatan sesuai fungsinya
5. Tidak
memaksa alat, bila tumpul tajamkan terlebih dahulu
6. Tidak bersenda
gurau ketika sedang bekerja
7. Memusatkan
pikiran pada pekerjaan dan tetap konsentrasi
8. Menggunakan
peralatan yang masih sempurna
9. Tidak
menggunakan alat yang belum tahu cara penggunaannya
10. Menanyakan
pada instruktur bila ada yang belum tahu cara oprasionalnya.
7.4 Alat dan Bahan
a. alat
1.
Alat manual
1. Meteran
2. Pensil
3. Gergaji potong/ grgaji belah
4. Siku
5. Palu besi/ palu kayu
6. Ketam tangan
7. Pahat
8. Kikir kayu
9. Bor tangan
10. Perusut
11. Tang kombinasi
12. Amplas tangan
13. Hand Router
2.Mesin-mesin
1. Gergaji ayun
2. Mesin ketam perata
3. Mesin ketam penebal
4. Mesin gergaji belah
5. Mesin gegaji pita
6. Mesin bor portable
7. Mesin pahat portable
8. Mesin rauter portable
9. compressor
3.
Alat pelindung tubuh
1. Pakaian kerja
2. Sepatu safety
3. Masker mulut
4. Masker hidung
5. Kaca mata safety
B.
Bahan
1. Balok kayu ukuran 6 x 15 cm =
3 batang panjang 4,80 m
2. Paku 3” = 2 ons
3. Lem kayu =
secukupnya
7.5
Langkah-langkah kerja
BAB VIII
PENUTUP
8.1 Kesan
Dalam
praktek kerja kayu ini banyak kesan yang penulis dapatkan. Diantaranya penulis
dapat:
·
Menggergaji dan mengetam dengan bagus,
rap, dan benar
·
Membuat smabungan kayu seperti;
sambungan bibir miring berkait, sambungan kosen jendela, dll.
8.2 Pesan
Kepada
mahasiswa/i mulai dari sekarang marilah kita melakukan pekerjaan itu dengan
sungguh-sungguh, ikhlas dan penuh konsentrasi, karena hal tersebut sangat
menetukan hasil pekerjaan kita, walau kita bodoh jika kita besungguh-sungguh,
ikhlas dan penuh konsentrasi, InsyaAllah kita akan mendapatkan hasil yang
memuaskan.
8.3 Kesimpulan
Pekerjaan itu
akan berhasil apabila kita melakukan ataupun mengerjakan sesuatu dengan
sungguh-sungguh, ikhlas dan penuh konsentrasi, mendengar apa yang dikatakan
instruktur, mengerjakan sesuai gambar petunjuk.