Kamis, 28 November 2013

Laporan Kerja Kayu



BAB I
PENDAHULUAN

Kayu merupakan tumbuhan alam yang disekitar kita, baik kayu yang berkualitas baik, maupun kualitas sembarangan.
Nanggroe Aceh merupakan sebuah zona yang kaya terhadap hasil alam diantaranya adalah kayu.
Terlebih-lebih di Indonesia yang merupakan Negara penghasil kayu yang sangat besar. Oleh karena itu pemakaian kayu untuk konstruksi bangunan jika ditinjau dari segi ekonominya sangat menguntungkan.
Kayu yang kita dapati dihutan terutama di Indonesia sangat menunjukkan kualitas dan kuantitas yang bermutu. Bahan konstruksi ini banyak digunakan karena mempunyai kekuatan yang tinggi.
Mengingat jumlah kayu yang banyak di Negara kita, ada baiknya kita menghasilkan kontruksi yang baru dengan mutu yang tinggi. Oleh karena itu, kita harus menguasai teknik-teknik pengolahan kayu tersebut dengan baik dan benar.
Dalam pelaksanaan kontruksi kayu digunakan mesin-mesin kayu sehingga pelaksanaan cepat.
Oleh karena itu dalam laporan kerja kayu ini dijelaskan tentang dasar teori secara umum kayu mempunyai tiga macam sifat:
1.      Sifat fisik kayu
Fisik kayu terdiri dari kulit luar, kulit dalam, batang dan proses pertumbuhannya.
2.      Sifat hygrocopis
Terdiri dari kadar lengas dan kembang kusut yaitu berubahnya sifat kekuatan kayu akibat penurunan kadar air dalam sel kayu
3.      Sifat mekanik
·         Hubungan arah serat dan arah gaya
·         Diagram lentur
·         Pengaruh angka rapat
·         Pengaruh kadar lengas kayu
·         Pengaruh cara dan lamanya pembebanan
·         Pengaruh penyimpangan arah serat
·         Arah gaya dan arah serat
·         Pengaruh mata kayu dan cacat kayu
·         Pengaruh sifat kolom dan batang desak

Ada lima tingkat pemakaian kayu
·         Tingkat I dan tingkat II keperluan untuk konstruksi berat, tidak terlindung, terkena tanah lembab seperti; jati, merau, bangkirai, belian, damar laut, resak, dll.
·         Tingkat III keperluan untuk kontruksi berat, yang terlindung, tidak terkena tanah lembab seperti; puspa, kamper, keruing, dsb.
·         Tingkat IV keperluan untuk kontruksi ringan,yang terlindungi, tidak terkena tanah lembab seperti; meranti, suren, jeungjing, dsb.
·         Tingkat V keperluan sementara.

JENIS JENIS KAYU DI INDONESIA
Jenis kayu bangunan dan furniture:
1.      Kayu jati
Jati merupakan kayu tingkat pemakaian I, tingkat keawetan I dan tingkat kekuatan I dengan Bj 0,67 kayu jati adalah kayu terbaik diseluruh dunia.

2.      Kayu merbau
Kayu merbau merupakan kayu tingkat pemakaian I, tingkat keawetan I dan tingkat kekuatan I dengan Bj 0,9-1. Kayu ini adalah kayu terbaik karena selain tahan rayap juga kembang susutnya hanya sedikit.

3.      Kayu bangkirai
Kayu bangkirai merupakan kayu tingkat pemakaian I, tingkat keawetan II dan tingkat kekuatan I dengan Bj 0,8-1,1. Kayu ini sering dinamakan juga jati Kalimantan atau disebut juga balau, kayu ini mudah diolah dan tidak dimakan rayap, kembang susutnya hanya sedikit.



4.      Kayu belian
Kayu belian merupakan kayu tingkat pemakaian I, tingkat keawetan I dan tingkat kekuatan I dengan Bj 0,9-1,2 kayu ini sering dinamakan kayu besi Kalimantan atau disebut juga belian onglen, kayu ini susah diolah dan tidak dimakan rayap atau serangga, biasa digunakan untuk tiang jembatan.

5.      Kayu resak
Kayu resak merupakan kayu tingkat pemakaian I, tingkat keawetan I dan tingkat kekuatan I dengan Bj 1,1 kayu ini walaupun keras diolah, mudah diperoleh dalam ukuran besar dan tanpa cacat. Banyak dipakai untuk bangunan air juga sering digunakan untuk pasak.

6.      Kayu rasamala
Kayu rasamala merupakan kayu tingkat pemakaian II, tingkat keawetan II dan tingkat kekuatan II dengan Bj 0,6-0,8 kayu ini tumbuh didaratan tinggi lebih dari 500m dari permukaan laut, tahan terhadap rayap dan tempat terlindung serta tidak banyak mengalami perubahan kadar lengas, tahan pula terhadap bubuk. Namun sering terjadi puntir akibat cepat mengalami perubahan kadar lengas.

7.      Kayu merawan
Kayu merawan merupakan kayu tingkat pemakaian II, tingkat keawetan II dan tingkat kekuatan II dengan Bj 0,6-0,8 kayu ini mempunyai kembang susut tidak seberapa, mendapat ukuran besar sering digunakan untuk perkakas rumah tangga, mempunyai warna sawo matang. Kayu jenis ini juga ada yang berkualitas rendah dengan warna sawo kemerahan, tahan bubuk tapi tidak tahan rayap.

8.      Kayu keruing
Kayu keruing merupakan kayu tingkat pemakaian III, tingkat keawetan III dan tingkat kekuatan II dengan Bj 0,6-0,9 kayu ini tidak tahan terhadap rayap, mudah busuk, lagi kembang susutnya besar. Oleh karena kayu ini sering digunakan untuk bangunan sederhana. Bila ingin meningkatkan tingkat kuat awetnya maka perlu dilakukan proses pengawetan terlebih dahulu sebelum digunakan.


Jenis kayu sembarang:

1.    KayuMeranti
 Kayu Meranti merupakan kayu tingkat pemakaian IV, tingkat keawetan IV dan tingkat kekuatan III dan IV dengan Bj 0,5 - 0,8 kayu ini di dapat di sumatera dan kalimantan di dalam jumlah yang besar. Lagi pula mudah di dapat dengan ukurannya yang besar. Macam pohon di bagi menjadi 2 golongan besar yaitu meranti merah, yang lebih besar jumlahnya dan meranti putih. Kayunya mudah di makan rayap, dapat juga menjadi lapuk. Kembang susutnya besar. Maka karena kejelekan – kejelekan itu hanya di gunakan untuk bangunan – bangunan   yang kurang berarti atau sementara.

2.   Kayu Suren 
            Kayu Suren merupakan kayu tingkat pemakaian IV, tingkat keawetan IV dan tingkat kekuatan III . BJ = 0,4 – 0,7 . Dapat tumbuh di seluruh indonesia . Kayunya : kembang susutnya besar dan gampang di makan rayap . Di pergunakan untuk berkisting , pekerjaan beton bertulang dan kadang – kadang juga untuk bangunan – bangunan sementara atau sederhana .

3.      Kayu Jeungjing
 Kayu Jeungjing merupakan kayu tingkat pemakaian IV. tingkat keawetan IV. dan tingkat kekuatan IV . dengan Bj = 0,3 - 0,5
Banyak terdapat di jawa barat , yaitu yang di tanam di perkebunan teh . Kayunya lembek dan kembang susutnya besar . Kebaikannya ialah agak tahan rayap .
Banyak dipergunakan untuk kayu dalam bangunan – bangunan sederhana terutama baik sekali untuk dipergunakan dalam konstruksi paku .
Telah banyak diadakan penyelidikan oleh lembaga penyelidikan masalah bangunan – bangunan . Warnanya putih agak sawo – muda .
4.      Kayu puspa
            Kayu puspa merupakan kayu tingkat III, tingkat keawetan III dan tingkat II dengan Bj 0,6-0,8 kayu ini tidak tahan terhadap rayap, mudah busuk, lagi kembang susutnya besar. Oleh karena kayu ini sering digunakan untuk bangunan sederhana dan sementara terutama di daerah pengunungan.
CACAT-CACAT KAYU
Ø   Cacat kayu menimbulkan akibat sampingan:
·         Kekuatan kayu
·         Kekakuan kayu
·         Keindahan kayu

Ø   Cacat kayu dapat terjadi:
  1. Saat tumbuh/cacat alami(Natural Defect):
·    Cacat punter
            Yaitu cacat yang disebabkan oleh pertumbuhan kayu tidak nornal, pada saat tumbuhnya banyak terkena angin sehingga terjadi pemuntiran batang

·          Cacat alur minyak
     Yaitu garis-garis alur minyak pada kayu jati yang berwarna abu-abu muda kecoklatan atau berwarna hitam  namun cacat ini tidak dapat dicegah

·            Cacat Doreng
            Yaitu garis-garis atau bercak-bercak hitam pada kayu jati yang tumbuh akibat penyakit alami.

·            Cacat mata kayu
         Yaitu bagian cabang yang berada didalam kayu dapat dibedakan atas:
         Mata kayu sehat
         Mata kayu lepas
         Mata kayu busuk
         Hati kayu rapuh
         Serangan serangga perusak kayu
         Cacat kayu gubal/kayu yang mengalami lepas serat

·            Cacat akibat serangan jamur
        Yaitu akibat kelembaban suhu pada permukaan kulit kayu sehingga kayu sering ditumbuhi jamur dan akan mengakibatkan ganguan terhadap batang kayu.
                     


·            Cacat bahan kimia
              Yaitu akibat kayu mempunyai kandungan beberapa zat kimia diantaranya adalah zat extraaktif melalui reaksi kimia dan zat ini mengakibatkan perubahan warna atau noda pada kayu.

2.      Saat penebangan dan penanganan
·         Terjadi benturan
·         Memar
·         Retak-retah permukaan(surface charcks)
·         Pecah ujung (end cheeks)
·         Retak-retak rambut (hairline cracks).

3.      Saat penggergajian akibat penyusutan
Cacat penggergajian sering disebabkan oleh penyusutan yang berlebihan pada 4 sisi-sisi/penampang  kayu seperti:
·         Tangensial yaitu penampang menyinggung arah lingkaran tumbuh, besarnya angka penyusutan erkisar 4,3-14%
·         Radial  yaitu penampang yang melintang lingkaran tumbuh angka penyusutan berkisar antara 2,1-8,5%
·         Aksial yaitu penampang dalam arah memanjang kayu angka penyusutan 0,1-0,3%.

4.      Saat pengeringan (kiln dryer)
Cacat pengeringan dapat terjadi resiko ini harus ditekan sekecilmungkin, cacat pengeringan kayu dapat terjadi karena:
a.       Mesin dan teknologi pengeringan
b.      Kemampuan operator oven
c.       Kondisi kayu sebelum diproses.
Jenis cacat kayu dalam proses pengeringan:
a.       Retak ujung dan permukaan(end and  surface checks)
b.      Pengerasan kayu (case harduehing)
c.       Retak dalam (honey combing)
d.      Peruahan bentuk(distorsi)
e.       Cacat kadar air tidak merata
f.       Perubahan warna kayu(discoluration)


PENYIMPANAN KAYU
1. Cara penumpukan vertikal
       a. Penumpukan silang
       b. Penumpukan sandar

2. Cara penumpukan horizontal
       a. Penumpukan sejajar
       b. Penumpukan persegi
       c. Penumpukan bersilang/zigzag
       d. Penumpukan segi tiga

PRINSIP SISTEM PENGERINGAN BUATAN
·            Meniru sistem pengeringan alami
·            Pengendalian suhu secara mekanis/mesin kendali oven
·            Sumber panas matahari diganti dengan elemen listrik
·            Sirkulasi udara panas dkendalikan
·            Kelembaban udara dan temperature dalam ruangan dimonitor
·            Bila udara ruangan lembab maka udara dapat dipompakan ke luar
·            Mempunyai kendali cuaca

KELEBIHAN SISTEM PENGERINGAN BUATAN (KLIN DRYER)

·            Kadar air dapat dikeringkan mencapai 10 %
·            Tidah dipengaruhi oleh cuaca alam
·            Waktu pengeringan lebih singkat
·            Masa produksi dapat ditargetkan
·            Dapat menanggulangi timulnya jamur
·            Dapat menggunakan bahan pengawet
·            kimiawi dan dapat memudakan (impregnasi)

FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN KAYU
1.      Penyebab non makhluk hidup
·         Faktor fisik
·         Faktor kimia
·         Faktor mekanik
2.      Penyeab makhluk hidup
·         Jenis jamur
·         Jenis serangga
·         Binatang laut

MACAM PENGAWETAN KAYU

1.      Pengawetan metoda sederhana
·         Cara perendaman
·         Cara pencelupan
·         Cara pemulasan dan penyemprotan
2.      Pengawetan metoda khusus
·         Metoda proses sel penuh
·         Metoda proses sel kosong

BAHAN PENGAWET

               Bahan Pengawet Kayu ialah bahan – bahan kimia yang telah diketemukan dan sangat beracun terhadap makhluk perusak kayuantara lain Arsen (As) , tembaga (Cu) , seng (Zn) , flour (F) ,chroom (Cr) dll .
               Selain proses pengawetan diatas, sebetulnya finishing adalah juga merupakan tindakan pengawetan terhadap kayu , tetapi jika hanya di finishing fungsinya hanya melindungi atau menutup bagian luar kayu sehingga kurang mampu mengatasi faktor – faktor perusak kayu .

PAPAN BUATAN

Jenis papan buatan dapat dibedakan dalam 3 macam :
1.      Papan serat (Particle Board ) :
·       Hard board
·       Particle board
2.      Kayu lapis / Plywood :
·         Triplex /multiplex (tebal : 4mm ,6mm ,9mm,12mm ,18mm)
·         Block board (tebal 18mm)
·         Lamin board (tebal 18mm)




ALAT-ALAT PENGOKOH (ALAT PENYAMBUNG KAYU)

1.      Alat –alat Pengokoh merupakan benda atau zat untuk saling melekatkan bagian – bagian kayu . Alat pengokoh ini sangat penting peranannya pekerja konstruksi kayu , yaitu untuk merangkai , membuat sambung hubungan .

2.      Terdapat 5 macam utama alat – alat pengokoh , yaitu :
·      Paku
·      Sekrup
·      Baut
·      Lem
·      Alat pengokoh / sambung modern

3.      Alat sambung modern
·         Buldog
·         Alligator
·         Cincin belah
·         Plat geser
 
DASAR-DASAR SAMBUNGAN KAYU
·         Sambngan lurus / tegak (Butt joints)
·         Sambungan taktik setengah kayu (Halving joints)
·         Sambungan baeralur (Housing joints)
·         Sambungan ekor burung (Dovetail joints)
·         Sambungan pen dan socket (ridle joint)
·         Sambungan pen (putus) dan luang (mortise tennon joints)
·         Sambungan melebar (widening joints)











BAB II
PENGENALAN PERALATAN MANUAL DAN PERALATAN MESIN

2.1 Alat-alat manual

Macam - macam alat manual
          1. Gergaji tangan pemotong atau pembelah







              Gergaji tangan pemotong berfungsi untuk memotong benda kerja. bentuk mata gergaji tangan pemotong adalah berbentuk segitiga sama kaki dan memiliki lekukkan yang sudah ditentukan.
              Sedangkan gergaji tangan pembelah berfungsi untuk membelah benda kerja. Bentuk mata gergaji tangan adalah berbentuk condong agak miring kedepan dan bila dipandang dengan kasat mata hampir tidak terlihat lekukkan.
          2. Gergaji punggung




            


 Gergaji punggung fungsinya hampir sama dengan gergaji belah namun gergaji punggung daya makannya lebih kecil atau lebih sedikit.

          3. Ketam pendek kasar atau halus






         
    Ketam disini berfungsi untuk meratakan benda kerja atau untuk membentuk kesikuan benda kerja.

4.  Palu besi.
              Palu besi berpungsi untuk mengetok paku atau untuk mencabut paku kecil pengganti linggis.

          5. Siku dan siku verstek







              Siku disini berfungsi untuk alat bantu membuat garis dan menentukan kesikuan hasil kerja.

          6. Meteran







              Meteran berfungsi untuk mengukur panjang atau lebar dari suatu benda kerja dan hasil kerja.


          7. Pensil atau kraspen







              Pensil disini berpungsi untuk menggaris atau menandai benda kerja sebelum melakukan pemotongan.

8.  Perusut
              Perusut disini fungsinya hampir sama dengan pensil. Namun perusut  lebih efektif digunakan.  
          
         

9. Obeng +







              Obeng + disini berfungsi untuk membuka baut mata ketam sebelum dilakukan pengasahan.

          10. Batu asah
                Batu asah berfungsi untuk menajamkan mata ketam, pahat, kampak dan lain sebagainya.















          12. Kikir








                Kikir disini terbagi atas dua macam yaitu :
1.      Kikir besar bentuk mata parut fungsinya untuk meratakan bagian sisi kayu yang masih kasar.
2.      Kikir besar bentuk mata halus funsinya untuk meratakan bagian yang sebelumnya menggunakan kikir kasar


2.2  Alat-alat mesin
Mesin-mesin kayu terbagi atas beberapa kelompok yaitu :
    a. gergaji belah
Ø  kegunaannya :    
·         membuat dowel
·         membuat sponing
·         membuat alur “U”
·         membuat alur “V”
·         membuat alur cekung dan pinggiran
·         membelah tegak lurus dan miring (00-450)
·         memotong tegak lurus dan miring (00-450)



Ø  Langkah pengoperasian
·         Atur penghantar bebas sesuai dengan ukuran benda kerja yang akan digunakan / dikerjakan
·         Atur ketentuan ketinggian daun gergaji
·         Atur penghantar tetap sehingga sesuai dengan aturan yang diinginkan
·         Atur kemiringan daun gergaji sesuai yang dikehendaki
·         Hidupkan sumber arus listrik
·         Setelah mesin dihidupkan,tunggu sampai mesin berputar penuh










Gambar mesin gergaji belah


  b) Ketam penebal
Ø  Kegunaan ketam penebal
·         Melanjutkan pengetaman yang telah dilanjutkan ketam perata
·         Menentukan ketebalan benda sesuai dengan ketebalan yang diinginkan
·         Membuat terusan
·         Mengetam bentuk cembung


Ø  Langkah pengoperasian
·         Periksa mesin mungkin ada kerusakan dan pastikan mesin dalam keadaan mati sewaktu pengecekan.
·         Atur ketebalan yang diinginkan.
·         Hidupkan mesin tunggu dan sampai mesin bereaksi penuh.
·         Masukkan kayu yang akan diketam secara perlahan-lahan.
·         Jika ketebalan kayu belum dapat seperti yang diinginkan ulangi lagi pengetaman dan terlebih dahulu stel putaran penyetel ketebalan

Ø  Keselamatan kerja.
·         Masukkan terlebih dahulu kayu yang lebih tebal.
·         Jangan dipaksakan dorong jika benda kerja masih di tengah mesin.
·         Sebelum kayu diketam dengan ketam penebal terlebih dahulu diketam kemesin perata.
·         Panjang benda kerja max 35 cm
·         Tebal permukaan mesin dari 1,5 mm – 2,5 mm
·         Pemutaran alat penyetel letebalan pada setiap pengetaman jangan samapai 180 %








Gambar ketam penebal
  c. gergaji ayun (radialim saw)
            Gergaji ayun adalah gergaji yang mana daunnya berada di atas yang dapat digerak-gerakkan sepanjang lengan yang dipegang salah satu tiangnya.
Ø  Kegunaannya
  • membuat alur
  • Memotong tegak lurus dan miring.

Ø  Langkah pengoperasiannya sama dengan gergaji belah.

Ø  Keselamatan kerja.
·         membuat ukuran yang akan dibelah.
·         Pekerjaan dimulai setelah mesin bereaksi penuh

d.      Ketam perata
Ø  Kegunaannya :
  • membuat coakan
  • membuat sponing
  • membuat terusan
  • mengetam tegak lurus bidang I dan II
  • mengetam dengan sudut 0 - 450

Ø  Langkah pengoperasian :
  • periksa mata ketam
  • atur mata ketam sampai siku
  • pindahkan tudung pengaman bila membuat sponing

Ø  Keselamatan kerja :
·   gunakan tudung pengaman
·   menyetel meja
·   pengetaman dilakukan dengan teliti
·   untuk kayu keras pengetaman max 3 mm








Gambar ketam perata


e.       Mesin gergaji pita.
Ø  Kegunaan mesin gergaji pita :
·         untuk membuat sambungan – sambungan
·         untuk membuat lengkungan – lengkungan ukiran

Ø  Langkah pengoperasian :
·         hidupkan mesin dengan menekan tombol “on”
·         tunggu sampai mesin bekerja penuh
·         matikan mesin dengan menekan tombol “off”

Ø  Keselamatan kerja :
·         periksa mata gergaji
·         periksa pengaman pita apakah terpasang kuat
·         atur jarak pita dengan penghantar max 1,5 mm
·         jangan paksakan penggergajian










Gambar mesin gergaji pita

f.       Mesin Bor (drill)
Ø  kegunaan mesin bor
·      membuat lubang
·      membuat profil

Ø  Langkah pengoperasian
·   pasang mata bor sesuai yang diinginkan
·   hidupkan dengan menekan “on”
·   letakkan benda kerja di atas meja kerja
·   lakukanlah pengeboran secara perlahan







Gambar mesin bor (drill)

BAB III
LATIHAN DASAR MENGETAM DAN MENGGERGAJI

3.1 Tujuan khusus
1)      Menggunakan dan mengoperasikan perkakas/alat manual dengan cara yang benar dan terhindar dari kecelakaan kerja.
2)      Mengetam bidang permukaan kayu yang sesuai dengan gambar kerja secara benar.
3)      Melukis benda kerja dengan ukuran yang benar sesuai gambar kerja pada job sheet.
4)      Memotong dan membelah kayu menggunakan perkakas/alat manual sesuai dengan ukuran yang ditentukan pada gambar kerja dengan cara yang benar.

3.2     Keselamatan Kerja
  1. Baca lembaran kerja yang diberikan instruktur terlebih dahuluserbelum bekerja.
  2. Pakailah pelindung tubuh yang telah dijelaskan oleh instruktur seperti pakaian praktek lengkap,sepatu safety,dan masker.
  3. Tempatkan alat pada tempatnya (tool box).
  4. Gunakan alat sesuai fungsinya.
  5. Jangan memaksa alat,bila tumpul tajamkan terlebih dahulu.
  6. Jangan bersenda gurau saat sedang bekerja
  7. Pusatkan pikiran pada pekerjaan dan berkonsentrasi.
  8. Gunakan alat yang masih sempurna.
  9. Jangan menggunakan alat atau mesin yang belum tau cara penggunaannya.
10.  Tanyakan pada instruktur bila ada yang kurang tau dalam pengoperasiannya.


3.3 Dasar Teori
            Sebelum kita mengerjakan pekerjaan tersebut maka terlebih dahulu kita harus    mengetahui bagaimana menggunakan perkakas/peralatan manual tersebut terutama alat  pemotong,alat pengayat (ketam),alat pengukur,alat pemberi tanda/lukis dan alat-alat  manual lain yang mendukung menyelesaikan pekerjaan ini.Upaya ini dilakukan agar  mahasiswa/i terbiasa menggunakan alat ini dengan baik dan benar.

3.4 Alat dan Bahan
Alat yang dipakai adalah ;
Perkakas kayu:
1)      Meteran lipat / gulung 3-5 m
2)      Craspen / penitik
3)      Gergaji potong / gergaji belah
4)      Pensil
5)      Rol siku
6)      Ketam tangan
7)      Palu kayu
8)      Kikir kayu
9)      Batu asah
10)  Perusut
11)  Kikir besi
12)  Meja kerja
Alat pelindung tubuh:
1)      Pakaian kerja
2)      Sepatu safety
3)      Pelindung mulut dan hidung / masker
4)      Sarung tangan
Bahan yang dipakai:
Kayu meranti ukuran kotor 55 cm x 7 cm x 5 cm deiketam menjadi ukuran bersih 53,7 cm x 6 cm x 4 cm
3.5 Langkah Kerja
1)      Siapkan alat dan bahan,letakkan pada tempat yang aman.
2)      Periksa alat yang akan dipakai pada posisi yang benar,tajam dan sempurna.
3)      Ambil kayu dengan ukuran 5,5x7,5 cm ukur dengan panjang 55 cm dan beri tanda pada daerah yang akan dipotong sesuai dengan ukuran pada gambar kerja.
4)      Potong kayau menggunakan gergaji tangan (gergaji potong) dengan ukuran yang dikehendaki pada gambar.
5)      Ketam kayu dengan menggunakan ketam tangan pendek untuk membersihkan permukaan kayu kemudian ketam panjang untuk meluruskan dan untuk menyikukan.Gunakan gergaji belah atau ketam tangan bila ketegakan kayu yang diinginkan belum sesuai ukuran yang telah ditentukan.
6)      Bila kayu sudah berbentuk siku dan lurus,lakukan penggambaran / melukis pada kayu sesuai gambar yang ada baik untuk pemotongan lurus,pemotongan miring maupun pembelahan sesuai ukuran yang telah ditentukan pada benda kerja sesuai gambar.
7)      Perlu perhatian dan perlu diingat,bahwa sebelum dilakukan pemotongan dan pemahatan tanyakan terlebih dahulu kepada instruktur tentang kebenaran ukuran / lukisan yang anda kerjakan pada benda kerja agar material tidak salah poyong dan tidak dapat digunakan lagi.
8)      Lakukan pembelahan,pemotongan tegak,miring dan pembelahan lurus,periksa ukuran yang benar dan perhatikan gambar kerja.
9)      Periksa kesikuan,kelurusan,ukuran pembelahan dan pemotongan serta kerapian sesuai gambar
10)  Mintakan petunjuk dari instruktur untuk penyempurnaan dan penilaian.
11)  Konsentrasikan pikiran anda pada pekerjaan,utamakan keselamatan anda.

































BAB IV
MEMBUAT SAMBUNGAN BIBIR MIRING BERKAIT

4.1 Tujuan Khusus
  1. Menggunakan dan mengoperasikan perkakas/alat manual dengan cara yang benar dan terhindar dari kecelakaan kerja.
  2. Mengetam bidang permukaan kayu yang sesuai dengan gambar kerja secara benar.
  3. Melukis benda kerja berbentuk sambungan bibir miring berkait dengan ukuran yang benar sesuai dengan gambar kerja pada job sheet.
4.      Memotong dan membelah kayu membentuk sambungan bibir miring berkait menggunakan perkakas / alat manual sesuai ukuran yang ditentukan dengan cara yang benar.

4.2  Keselamatan Kerja
1)      Baca petunjuk lembaran kerja terlebih dahulu sebelum bekerja
2)      Pakailah pelindung tubuh seperti pakaian praktek lengkap,sepatu safety atau alat lain jika ada.
3)      Tempatkan alat pada tempatnya(tool box)
4)      Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya
5)      Jangan memaksa alat,bila tumpul tajamkan terlebih dahulu.
6)      Jangan bersenda gurau saat sedang bekerja
7)      Pusatkan pikiran pada pekerjaan dan berkonsentrasi.
8)      Gunakan alat yang masih layak pakai
9)      Jangan menggunakan alat atau mesin yang belum tau cara penggunaannya
1)      Tanyakan pada instruktur bila ada yang kurang tau dalam pengoperasiannya.



4.3 Dasar Teori
   Membuat sambungan bibir miring berkait merupakan upaya melatih siswa/i untuk menggunakan alat kerja yang benar dan membuat salah satu jenis sambungan kayu yang sering digunakan pada konstruksi kayu.Sambungan ini dapat menahan gaya tarik dan gaya tekan horizontal,di samping itu dapat menahan bermacam arah gaya dan membuatnya menjadi mudah.Sambungan ini sangat lazim di gunakan pada sambungan kayu untuk gording tempat pemakuan atap dan kuda-kuda.
   Pada sambungan ini diperkuat dengan cara dibuat dan dipaku agar kekakuan dan kekuatan sambungan lebih terjamin.Ukuran panjang sambung biasanya berdasarkan pada ukuran kayu yang akan disambung dan panjang sambungannya 3 kali tinggi kayu (3H) untuk ukuran gigi sambungan berukuran sama berguna untuk perataan beban bila difungsikan.
   Upaya tersebut bertujuan agar mahasiswa/i terbiasa menggunakan perkakas kayu yang benar dan juga mengetahui cara penggunaannya.

4.4 Alat dan Bahan
            Alat yang dipakai adalah;
Perkakas kayu:
1)      Meteran lipat 3 m
2)      Gergaji potong
3)      Pensil
4)      Rol siku
5)      Martil
6)      Ketam tangan
7)      Palu kayu
8)      Kikir kayu
9)      Obeng
10)  Batu asah
11)  Perusut
12)  Meja kerja
Alat pelindung tubuh:
1)      Pakaian kerja
2)      Sepatu safety

Bahan yang dipakai:
-          Kayu merante 5x7,5 cm = 1 batang 50 cm.

4.5 Langkah Kerja
  1. Siapkan alat dan bahan,letakkan pada tempat yang aman
  2. Periksa alat yang akan dipakai pada posisi yang benar,tajam dan sempurna.
  3. Ambil kayu dengan ukuran 5,5x7,5 cm ukur dengan panjang 55 cm dan beri tanda pada daerah yang akan dipotong sesuai dengan ukuran pada gambar kerja.
  4. Potong kayau menggunakan gergaji tangan (gergaji potong) dengan ukuran yang dikehendaki pada gambar.
  5. Ketam kayu dengan menggunakan ketam tangan pendek untuk membersihkan permukaan kayu kemudian ketam panjang untuk meluruskan dan untuk menyikukan.Gunakan gergaji belah atau ketam tangan bila ketegakan kayu yang diinginkan belum sesuai ukuran yang telah ditentukan.
  6. Bila kayu sudah berbentuk siku,lurus dan bersih,lukislah dengan pesil pada benda kerja ukur panjang sambingan dengan mengambil ukuran kayu bersih yaitu dengan lebar kayu (H) 7 cm
  7. Bagi lebar kayu tersebut,lukis dengan 5 bagian yaitu 1/5 H ini ukuran bagian gigi sambungan yaitu 7 dibagi 5 bagian = 1,4 kemudian lukis ukuran panjang sambungan 3 H dalam hal ini yaitu 3x7 = 21 cm.
  8. Bila sudah terbagi rata,maka akan terjadi garis panjang sambungan tadi tarik garis miring dari dua garis gigi sambungan yang paling atas dan dan paling bawah,bagi dua bagian as pada titik as tadi tarik garis tegak lurus dari garis miring yaitu garis siku-siku atau 900 dari garis miring gigi sambungan bawah dan atas.Ini merupakan garis gigi sambungan yang tengah.
  9. Periksalah hasil lukisan anda pada instruktur sebelum dalakukan pemotongan kayu.
  10. Perlu perhatian dan perlu diingat bahwa sebelum dilakukan pemotongan dan pembelahan tanyakan terlebih dahulu kepada instruktur tentang kebenaran ukuran / lukisan yang dikerjakan pada benda kerja agar material tidak salah potong.
  11. Periksa kesikuan,ukuran,kekakuan dan kerapian sambungan sesuai gambar.
  12. Mintakan petunjuk dari instruktur untuk penyempurnaan dan penilaian.
13.   Konsentrasikan pikiran pada pekerjaan,utamakan keselamatan kerja dan juga kekompakan sesame team kerja.














BAB V
PEMBUATAN KOSEN JENDELA
5.1 Tujuan
  • Mahasiwa dapat membuat kosen jendela secara baik dan benar
  • Mampu menggunakan dan mengoperasikan alat manual dan mesin-mesin kayu dengan baik dan terhindar dari kecelakaan kerja
  • Mampu menentukan ukuran,mengetam, memahat, melubangi dan menggergaji sesuai dengan instruksi instruktur
  • Mampu merangkai bentuk kosen sesuai gambar kerja dengan baik dan benar.

5.2 Dasar Teori
            Kosen merupakan sebuah konstruksi non struktur yang berfungsi sebagai lubang sirkulasi udara, penembusan cahaya agar sebuah ruangan rumah nyaman dan sehat. Kosen dibuat dari material kayu jenis merbou atau dammar laut dengan spesifikasi yang baik dan tahan lama.
            Ukuran kayu ditentukan sesuai dengan ketebalan dinding bata setelah diplaster yakni 13 cm. bahan baku kayu dari pasar dengan ukuran mentah yakni 6 x 15 cmdengan panjang berpariasi diketam lurus dan berbentuk segi siku, menjadi 5 x 13 cm.
            Bentuk kosen dibuat sedemikian rupa sehingga dilengkapi dengan sponing jendela, sponing kapur, dan sponing alur dengan ukuran yang benar. Konstruksi kosen dirangkai dengan siku dan kokoh sehingga bila jendela dipasang menjadi pas dan sesuai tanpa miring, juga bilamenggunakan kaca mencapai kesikuan yang baik tanpa perlu penyempurnaan (ukuran pasti)






5.3 Keselamatan Kerja
1.      Memahami Job Sheet
2.      Menggunakan perlengkapan keselamatan (safety)
3.      Menempatkan alat pada tempatnya
4.      Menggunakan peralatan sesuai fungsinya
5.      Tidak memaksa alat, bila tumpul tajamkan terlebih dahulu
6.      Tidak bersenda gurau ketika sedang bekerja
7.      Memusatkan pikiran pada pekerjaan dan tetap konsentrasi
8.      Menggunakan peralatan yang masih sempurna
9.      Tidak menggunakan alat yang belum tahu cara penggunaannya
10.  Menanyakan pada instruktur bila ada yang belum tahu cara oprasionalnya.

5.4   Alat dan Bahan
a.       Alat
1.    Alat manual

1.      Meteran
2.      Pensil
3.      Gergaji potong/ grgaji belah
4.      Siku
5.      Palu besi/ palu kayu
6.      Ketam tangan
7.      Pahat
8.      Kikir kayu
9.      Bor tangan
10.  Perusut
11.  Tang kombinasi
12.  Amplas tangan
13.  Hand Router



2.    Mesin-mesin

  1. Gergaji ayun
  2. Meisn ketam perata
  3. Mesin ketam penebal
  4. Mesin gergaji belah
  5. Mesin gegaji pita
  6. Mesin bor portable
  7. Mesin pahat portable
  8. Mesin rauter portable
  9. compressor

3.   Alat pelindung tubuh

1.      Pakaian kerja
2.      Sepatu safety
3.      Masker mulut
4.      Masker hidung
5.      Kaca mata safety

B. Bahan
1.      Balok kayu ukuran 6 x 15 cm           = 3 batang panjang 4,80 m
2.      Paku 3”                                             = 2 ons
3.      Lem kayu                                          = secukupnya


5.5 Langkah Kerja
  1. Menyiapkan alat dan bahan dan meletakkan pad tempat yang aman
  2. Memeriksa alat yang akan dipakai pada posisi benar tajam dan sempurna
  3. Mengambil kayu ukuran 6 x 15 cm, mengukur dan memberi tanda pada daerah yang akan dipotong
  4. Memotong kayu menggunakan gergaji ayun dengan ukuran sesuai gambar
  5. Mengetam kayu menggunakan ketam perata agar kayu lurus dan siku
  6. Menggunakan kergaji belah atau ketam penebal untuk mendapatkan ukuran yang benar yaitu tebal 6 cm dan lebar 13 cm
  7. Mengukur panjang bagian yang akan disponing jika kayu kosen sudah benar-benar siku, lurus, dan bersih
  8. Mencoba merangkai sesuai gambar kerja setelah pensponingan selesai
  9. Melukis ukuran yang akan dipotong dan dipahat dengan terlebih dahulu menanyakan kepada instruktur tentang kebenaran lukisan
  10. Memeriksa kesikuan, ketepatan ukuran, kekuatan dan kerapian sambungan sesuai gambar
  11. Merangkai dan mulai melekatkan bagian-dagian antara satu sama lain
  12. Merancang, melukis, memotong dan memasang pentilasi
  13. Meminta petunjuk instruktur untu penyempurnaan pekerjaan
  14. Tetap konsentrasi, dan berusaha menyempurnakan pekerjaan dalam waktu yang tersisa































BAB VI
PEMBUATAN KOSEN PINTU

6.1 Tujuan
  • Mahasiwa dapat membuat kosen pintu secara baik dan benar
  • Mampu menggunakan dan mengoperasikan alat manual dan mesin-mesin kayu dengan baik dan terhindar dari kecelakaan kerja
  • Mampu menentukan ukuran,mengetam, memahat, melubangi dan menggergaji sesuai dengan instruksi instruktur
  • Mampu merangkai bentuk kosen sesuai gambar kerja dengan baik dan benar.

6.2 Dasar Teori
            Kosen merupakan sebuah konstruksi non struktur yang berfungsi sebagai lubang sirkulasi udara, penembusan cahaya agar sebuah ruangan rumah nyaman dan sehat. Kosen dibuat dari material kayu jenis merbou atau dammar laut dengan spesifikasi yang baik dan tahan lama.
            Ukuran kayu ditentukan sesuai dengan ketebalan dinding bata setelah diplaster yakni 13 cm. bahan baku kayu dari pasar dengan ukuran mentah yakni 6 x 15 cm dengan panjang bervariasi diketam lurus dan berbentuk segi siku, menjadi 5 x 13 cm.
            Bentuk kosen dibuat sedemikian rupa sehingga dilengkapi dengan sponing pintu, sponing kapur, dan sponing alur dengan ukuran yang benar. Konstruksi kosen dirangkai dengan siku dan kokoh sehingga bila pintu dipasang menjadi pas dan sesuai tanpa miring.






6.3  Keselamatan Kerja
1.      Memahami Job Sheet
2.      Menggunakan perlengkapan keselamatan (safety)
3.      Menempatkan alat pada tempatnya
4.      Menggunakan peralatan sesuai fungsinya
5.      Tidak memaksa alat, bila tumpul tajamkan terlebih dahulu
6.      Tidak bersenda gurau ketika sedang bekerja
7.      Memusatkan pikiran pada pekerjaan dan tetap konsentrasi
8.      Menggunakan peralatan yang masih sempurna
9.      Tidak menggunakan alat yang belum tahu cara penggunaannya
10.  Menanyakan pada instruktur bila ada yang belum tahu cara oprasionalnya.

6.4   Alat dan Bahan
a.       Alat
1.   Alat manual

1.      Meteran
2.      Pensil
3.      Gergaji potong/ grgaji belah
4.      Siku
5.      Palu besi/ palu kayu
6.      Ketam tangan
7.      Pahat
8.      Kikir kayu
9.      Bor tangan
10.  Perusut
11.  Tang kombinasi
12.  Amplas tangan
13.  Hand Router



2.Mesin-mesin

1.      Gergaji ayun
2.      Meisn ketam perata
3.      Mesin ketam penebal
4.      Mesin gergaji belah
5.      Mesin gegaji pita
6.      Mesin bor portable
7.      Mesin pahat portable
8.      Mesin rauter portable
9.      compressor

3, Alat pelindung tubuh
1.      Pakaian kerja
2.      Sepatu safety
3.      Masker mulut
4.      Masker hidung
5.      Kaca mata safety

B. Bahan
1.      Balok kayu ukuran 6 x 15 cm            = 3 batang panjang 4,80 m
2.      Paku 3”                                              = 2 ons
3.      Lem kayu                                           = secukupnya




6.5  Langkah-Langkah Kerja
1.      Menyiapkan alat dan bahan
2.      Memeriksa alat dan bahan yang akan dipakai pada posisi yang benar, tajam, dan sempurna.
3.      Mengambil kayu ukuran 6 x 15 cm, mengukur dan memberi tanda pada daerah yang akan dipotong
4.      Memotong kayu menggunakan gergaji ayun dengan ukuran sesuai pada gambar
5.      Mengetam kayu menggunakan ketam perata agar kayu lurus dan siku
6.      Menggunakan gergaji belah atau ketam penebal untuk mendapatkan ukuran yang benar yaitu tebal 6 cm dan lebar 13 cm
7.      Mengukur panjang bagian yang akan di sponing  jika kayu kosen sudah benar-benar lurus, siku dan bersih
8.      Mencoba merangkai sesuai gambar kerja setelah pen sponingnya selesai
9.      Melukis ukuran yang akan dipotong dan dipahat dengan terlebih dahulu dan menanyakan kepada instruktur tentang kebenaran lukisan
10.  Memeriksa kesikuan, ketepatan ukuran, kekuatan dan kerapian sambungan sesuai pada gambar
11.  Merangkai dan mulai melekatkan bagian-bagian antara satu sama lain
12.  Tetap konsentrasi dan berusaha menyempurnakan pekerjaan dalam waktu yang tersisa.








BAB VII
PEMBUATAN TANGGA


7.1 Tujuan
   Mahasiwa dapat membuat tangga secara baik dan benar
   Mampu menggunakan dan mengoperasikan alat manual dan mesin-mesin kayu dengan baik dan terhindar dari kecelakaan kerja
   Mampu menentukan ukuran,mengetam, memahat, melubangi dan menggergaji sesuai dengan instruksi instruktur
   Mampu merangkai bentuk kosen sesuai gambar kerja dengan baik dan benar.

7.2 Dasar Teori
           




















7.3       Keselamatan Kerja
1.   Memahami Job Sheet
2.   Menggunakan perlengkapan keselamatan (safety)
3.   Menempatkan alat pada tempatnya
4.   Menggunakan peralatan sesuai fungsinya
5.   Tidak memaksa alat, bila tumpul tajamkan terlebih dahulu
6.   Tidak bersenda gurau ketika sedang bekerja
7.   Memusatkan pikiran pada pekerjaan dan tetap konsentrasi
8.   Menggunakan peralatan yang masih sempurna
9.   Tidak menggunakan alat yang belum tahu cara penggunaannya
10. Menanyakan pada instruktur bila ada yang belum tahu cara oprasionalnya.

7.4       Alat dan Bahan
a. alat
1. Alat manual

1.     Meteran
2.     Pensil
3.     Gergaji potong/ grgaji belah
4.     Siku
5.     Palu besi/ palu kayu
6.     Ketam tangan
7.     Pahat
8.     Kikir kayu
9.     Bor tangan
10.   Perusut
11.   Tang kombinasi
12.   Amplas tangan
13.   Hand Router



2.Mesin-mesin

1.   Gergaji ayun
2.   Mesin ketam perata
3.   Mesin ketam penebal
4.   Mesin gergaji belah
5.   Mesin gegaji pita
6.   Mesin bor portable
7.   Mesin pahat portable
8.   Mesin rauter portable
9.   compressor

3. Alat pelindung tubuh
1.   Pakaian kerja
2.   Sepatu safety
3.   Masker mulut
4.   Masker hidung
5.   Kaca mata safety

B. Bahan
1.   Balok kayu ukuran 6 x 15 cm             = 3 batang panjang 4,80 m
2.   Paku 3”                                               = 2 ons
3.   Lem kayu                                            = secukupnya














7.5 Langkah-langkah kerja




































BAB VIII
PENUTUP
8.1  Kesan
Dalam praktek kerja kayu ini banyak kesan yang penulis dapatkan. Diantaranya penulis dapat:
·         Menggergaji dan mengetam dengan bagus, rap, dan benar
·         Membuat smabungan kayu seperti; sambungan bibir miring berkait, sambungan kosen jendela, dll.

8.2  Pesan
Kepada mahasiswa/i mulai dari sekarang marilah kita melakukan pekerjaan itu dengan sungguh-sungguh, ikhlas dan penuh konsentrasi, karena hal tersebut sangat menetukan hasil pekerjaan kita, walau kita bodoh jika kita besungguh-sungguh, ikhlas dan penuh konsentrasi, InsyaAllah kita akan mendapatkan hasil yang memuaskan.

8.3  Kesimpulan
Pekerjaan itu akan berhasil apabila kita melakukan ataupun mengerjakan sesuatu dengan sungguh-sungguh, ikhlas dan penuh konsentrasi, mendengar apa yang dikatakan instruktur, mengerjakan sesuai gambar petunjuk.